PMI Simulasi Penanggulangan Bencana Banjir di Pekon Tuguratu
Lambar, Kejarfakta.com -- Banjir melanda Pekon Tuguratu
Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), namun masyarakat berhasil
dievakuasi ke titik kumpul. Sejumlah korban berhasil mendapatkan pertolongan
medis dasar dari tim Pertolongan Pertama (PP) Palang Merah Indonesia (PMI), dan
korban yang membutuhkan pertolongan medis lanjutan, dirujuk ke Puskesmas Suoh.
Demikian narasi penanggulangan bencana banjir yang disimulasikan di Pekon
Tuguratu, Sabtu (30/3/2019).
Simulasi bencana dilaksanakan sebagai bagian dari upaya PMI
bersama Palang Merah Amerika membangun desa tangguh melalui pendekatan program
Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat di Pekon Tuguratu. Setidaknya
ada 160 orang masyarakat setempat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
simulasi tersebut, para perangkat pekon, juga Tim Sibat. Para peserta nampak
mengikuti alur narasi simulasi dengan sangat antusias.
Bencana tidak bisa dihindari, namun risiko yang ditimbulkan
oleh bencana tersebut menurut Wakil Ketua III Bidang Relawan dan PSD PMI Lambar,
Cahyani Susilawati, dapat dikurangi melalui berbagai kegiatan pengurangan
risiko seperti penguatan kapasitas masyarakat, salah satunya simulasi
penanggulangan bencana.
“Kegiatan ini adalah kegiatan pengurangan risiko bencana
berbasis masyarakat. Tentunya yang berperan aktif adalah masyarakat. PMI, BPBD
dan Dinas Kesehatan, tentunya akan mendukung kegiatan tersebut,” kata dia
seraya mengatakan bawah sebelumnya sudah dilaksanakan simulasi penanggulangan
bencana longsor di Pekon Ujung Kecamatan Lumbok Seminung dan di Pekon
Sukamarga.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan pengurangan risiko yang
dilakanakan oleh PMI dan AmCross serta mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab
Lambar, kata dia, diharapkan ketika terjadi bencana, akan dapat mengurangi
korban atau kerusakan. “Masyakarat mengenal PMI urusan darahnya saja, tapi PMI
juga menghantarkan jasa dengan berbagai kegiatan penguatan kapasitas masyarakat
untuk menghadapi bencana,” kata dia.
Cahyani berharap, tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat yang
sudah dilatih dan mendapatkan ilmu serta keterampilan, dapat menularkan kepada
pekon lain, sehingga pekon dapat melakukan kegiatan yang sama atas inisiatif
dan dukungan dari pekon.
Terlebih kata dia, risiko bencana di tugu ratu bisa
diakibatkan oleh air di atas seperti bencana banjir bandang yang terjadi tahun
2009 lalu, juga bencana banjir karena air yang ada di bawah dengan meluapnya
way semangka. Harus ada upaya keras kata dia, unit meningkatkan kapasitas
masyarakat sehingga akan benar-benar terwujud masyarakat yang tangguh bencana.
Peratin Tuguratu, Basuki, mengatakan, kegiatan tersebut
seiring misi kabupaten terujung sebelah barat Lampung itu untuk menjadi kabutan
tangguh bencana. Dirinya berharap akan kegiatan-kegiatan seperti yang
dilaksanakan oleh PMI bersama dengan AmCross tersebut dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan. Sehingga masyarakat akan dapat benar-benar faham.
Sementara itu Kabid Kesiapsiagaan BPBD Lambar, Andi Cahyadi,
di sela-sela kegiatan simulasi mengatakan bahwa kegiatan membangun desa tangguh
yang dilaksanakan PMI saat ini sangat membangun Pemkab Lambar dalam mewujudkan
visi menjadi kabupaten tangguh bencana.
“Program PMI ini sangat membantu Pemkab Lambar. Karena BPBD
Lambar memiliki keterbatasan-keterbatasan. Kalau bisa ada 20 pekon yang menjadi
binaan PMI dalam Program seperti ini, tidak hanya di 3 Pekon saja,” ujarnya.
Andi mengatakan, tahun ini, Pemkab Lambar melalui BPBD juga
akan menyelenggarakan program yang sama. Dirinya berharap agar program tersebut
juga mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Melalui Program Pengurangan Risiko Bencana Terpadu Berbasis
Masyarakat, selain melaksanakan simulasi, PMI juga sudah memasangan alat
peringatan dini, memasangang rambu evakuasi dan titik kumpul, serta pembangunan
insfrastruktur yang diharapkan dapat mengurangi dampak bencana.
Selain itu juga
kegiatan peningkatan kapasitas masyasrakat juga seca berkelanjutan dilaksanakan
di 3 pekon yang menjadi pilot project desa tangguh. (Rilis)
No comments