Tetap Cek Fakta, Senjata Legal Rakyat Hadapi Debat Capres Keempat
Poster digital Debat Capres Pemilu 2019 sesi empat bertemakan Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan, dan Hubungan Internasional, di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, besok, Sabtu (30/03/2019). Foto: Twitter | @KPU_ID
Bandar Lampung, Kejarfakta.com -- Tak terasa, Sabtu (30/3/2019) esok, pelaksanaan pemilu presiden 2019 memasuki tahap debat capres Pemilu 2019 sesi empat. Dari Lampung, Ketua Badan Pekerja Centre for Democracy and Participative Policy Initiatives Studies (CeDPPIS) Muzzamil tak bosan-bosannya menyerukan agar seluruh rakyat Lampung dan Indonesia berduyun-duyun melakukan cek fakta.
Per jadwal, debat berbahasa Indonesia mulai pukul 20.00, bertema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan Keamanan, dan Hubungan Internasional, diikuti capres 01 Joko Widodo (Jokowi) - capres 02 Prabowo Subianto itu bakal dihelat di Hotel Shangri-La, Sudirman, Karet Tengsin, Jakarta Pusat.
Diprediksi berlangsung seru, dipandu moderator Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti, debat berdurasi 90-94 menit ini juga akan disiarkan langsung stasiun televisi SCTV, Indosiar, dan MetroTV.
Dari durasi, debat keempat terungkap tetap seperti debat sesi tiga, 17 Maret. Beda sedikit di format, dimana enam segmen yakni penyampaian visi-misi (segmen 1), pendalaman visi-misi capres melalui pertanyaan tim panelis (2 dan 3), saling bertanya antarcapres (4 dan 5) dan pernyataan penutup (6).
Khusus segmen 4 dan 5, agar kedua capres punya kesempatan waktu sama dalam mengemukakan pendapat, KPU mendaulat moderator mengatur penuh pembagian waktu berbicara saat 8 menit debat eksploratif berjalan.
Lalu, bagaimana dengan panelis? Dari keterangan Ketua KPU Arif Budiman di kantor KPU, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019) lalu, panelis yang disepakati KPU bersama TKN Jokowi-Ma'ruf Amin dan BPN Prabowo-Sandi, yaitu pakar ilmu agama Islam Prof Dr Zakiyuddin Baidhawy, MAg (Direktur
Pascasarjana IAIN Salatiga), dan pakar filsafat etika dan teologi Dr Johannes Haryatmoko SJ (akademisi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).
Lalu, pakar pemerintahan Dr Erwan Agus Purwanto MSi (Dekan FISIP UGM Yogyakarta) Dr Valina Singka Subekti MSi (akademisi FISIP UI), dan Sekjen Transparency International Indonesia Dadang Tri Sasongko.
Juga, Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf, Rektor Universitas Cenderawasih Papua Dr Ir Apolo Safanpo ST MT, pakar hubungan internasional Drs I Basis Eko Soesilo MA (akademisi FISIP Unair Surabaya), serta Direktur Centre for Strategic and Global Studies yang juga akademisi FISIP UI Dr Kusnanto Anggoro.
Menurut Muzzamil, dengan cek fakta, rakyat utamanya calon pemilih Pemilu 17 April 2019 akan makin diuntungkan, terhindar dari anasir hoaks, dan secara tak sadar turut membangun tradisi baru demokrasi digital sebagai cikal bakal pembangunan demokrasi politik Indonesia di masa depan.
"Yuk, sambil ngopi, nobar debat sambil cek fakta saat debat usai, atau saat debat berlangsung. Selamat tinggal hoaks," ujar mantan aktivis 1998 ini. (red/mzl)
No comments