Bertemu Kelompok Tani, Presiden Sampaikan Pentingnya Modernisasi Penggilingan Padi dan Mesin Kemasan
Presiden saat bertemu Gapoktan dan Perpadi se-Jawa Tengah,
di GOR Diponegoro Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (3/4/19). (Foto:
Humas/Rahmat)
Jateng, Kejarfakta.com -- Ada dua hal yang penting dalam
pengolahan padi yakni memodernisasi penggilingan dan juga mesin kemasan. Hal
tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Silaturahim dengan
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Perkumpulan Penggilingan Padi dan
Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) se-Jawa Tengah, di Gedung Olahraga (GOR)
Diponegoro Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (3/4/19).
Kepala Negara juga menyampaikan bahwa banyak petani sudah
bertahun-tahun menjemur padi baik di jalan maupun pelataran. Untuk itu, menurut
Presiden, penting bagi seluruh penggilingan padi ini memiliki dryer.
Kualitasnya turun, lanjut Presiden karena hanya dijemur dan
tidak masuk ke dryer. “Ini sudah kita alami bertahun-tahun masak mau kita
teruskan. Zaman sudah modern kayak gini. Penggilingan ada dryer-nya,” ujarnya.
Hal kedua yang penting, menurut Presiden, adalah mesin
kemasan. “Kalau bisa juga yang namanya di penggilingan padi juga ada mesin kemasannya.
Penting sekali,” ucap Presiden.
Keluar dari mesin itu, sambung Presiden, sudah dalam bentuk
kemasan-kemasan yang siap dijual atau siap dipakai sendiri.
“Mesin kemasan juga enggak mahal kok, untuk packaging enggak
mahal. Jadi semuanya nanti ada tulisan semuanya di Sragen. Misalnya ada merek,
diberi merek apa. Dari kecamatan mana diberi merek apa. Mereknya biar muncul,
Sragennya biar muncul,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan pentingnya untuk
mengubah diri dan meninggalkan pola-pola lama karena jika tidak akan ditinggal
oleh negara-negara lain.
“Jangan sampai kita ini kalah, kita ini negara besar. Masak
kita kalah dengan tetangga kita urusan ekspor urusan investasi kalah dengan
Malaysia, kalah dengan Singapur, kalah dengan Filipina, kalah dengan Thailand,
kalah dengan Vietnam,” ungkap Presiden seraya menambah jika diam saja mungkin
akan bisa kalah dengan Laos dan Kamboja.
Lebih lanjut, Presiden menegaskan bahwa Indonesia adalah
negara besar dengan penduduk 269 juta jiwa. Indonesia juga, menurut Presiden,
dianugerahi oleh Allah dengan beragam perbedaan seperti suku, agama, adat,
tradisi, dan budaya.
Untuk itu, Presiden minta untuk tetap terus menjaga dan
merawat persatuan. “Menjaga dan merawat kerukunan kita. Menjaga dan merawat
persaudaraan kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” tuturnya.
Kepala Negara juga menyampaikan nanti setelah tanggal 17
April ingin mengajak Perpadi dan Gapoktan ke istana.
“Berbicara dengan Bulog, berbicara dengan bank, khusus
masalah padi, beras, pupuk, mesin pengering, mesin penggilingan, mesin
packaging, khusus. Sehingga betul-betul kita berubah semuanya,” pungkasnya.
Selain Ibu Negara Iriana, turut mendampingi Presiden dalam
acara kali ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo, dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. (red/RSF/EN)
No comments