Sebuah Analogi: Catur Dalam Kehidupan Bagian 2
Reporter Kejarfakta
Kejarfakta.com -- Permainan catur adalah permainan strategi yang mengharuskan
adanya pihak yang kalah. Tidak salah jika catur merupakan salah satu miniatur
politik dan kehidupan sehari-hari. Bidak catur merupakan satu kesatuan yang
saling melengkapi satu sama lain dan dapat diartikan sebagai sebuah kerajaan,
mulai dari Pion, Peluncur, Kuda, Benteng, Ster dan Raja.
Pion yang mayoritas merupakan bidak terkecil dan terlemah,
langkahnya tidak pernah mudur, ia terus maju seolah tidak ada kata takut.
Peluncur merupakan bidak yang hanya mempunyai arah langkah pada sebuah warna
tertentu papan permainan baik putih ataupun hitam. Kuda dengan keunikan dan
kelincahan pergerakannya yang tidak dapat terduga. Benteng yang dapat menyapu
bersih pada jalur kuasanya. Ster yang merupakan gabungan dari dua buah bidak
yaitu benteng dan peluncur dan menjadi andalan dalam permainan.
Kesamaan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara
otomatis menjanjikan kenyamanan pada peran penentu yaitu RAJA. Sang Raja
sendiri mempunyai kebebasan memilih langkahnya, baik kekanan, kekiri, kedepan
ataupun kebelakang. Kesemuanya itu mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dan sokongan dari
bidak lain.
Kehidupan seseorang bagaikan bidak didalam permainan catur,
ada yang menempati posisi terendah dan ada juga pada posisi yang lebih tinggi.
Namun pada dasarnya kesemuanya itu diperjuangkan dari bawah, hanya saja semua
tergantung bidak itu sendiri bagaimana untuk bertahan dan berkembang menjadi
sesuatu yang lebih besar atau mati ditengah perjalanan.
Tidak ada prajurit yang bisa bertahan maju sendiri.
Terkadang untuk dapat melangkah maju, prajurit akan bahu membahu, dukung mendukung,
saling menguatkan dan melindungi satu sama lain. Namun ada kalanya sebuah
prajurit akan maju sendiri seakan hebat dan tidak membutuhkan bantuan, akan
tetapi dapat dipastikan perjuangan tersebut tidak akan bertahan lama.
Setelah berjuang dan berhasil mencapai garis akhir, sebuah
Prajurit akan mengorbankan dirinya untuk dipromosi menjadi sesuatu yang lebih
besar, dan lebih menguntungkan bagi Sang Raja, entah itu Peluncur, Kuda,
Benteng ataupun Ster. Namun sering kita tidak menyadari, setelah berkutat dengan
kerasnya medan perang, setelah banyaknya yang dikorbankan, berjuang demi
menjaga dan membuat nyaman Sang Raja, disini Prajurit akan terlupakan tersandar
dan terlempar keluar papan catur begitu saja.
Begitu juga hidup, kadang demi membuat seseorang menjadi
Raja, akan ada yang berjuang dalam pertarungan, bahkan siap mati di garda
terdepan. Setelah perjuangan membuahkan hasil, dia berharap berkembang menjadi
seseorang yang baru dan menang dalam pertarungan. Namun kehidupan dipapan catur
hanya untuk membuat keuntungan Sang Raja semata, sehingga kadang dia dilupakan
tergeser dan digantikan oleh orang yang lebih menguntungkan, orang yang
terdekat atau bahkan sedarah dengan sang raja.
Didalam permainan catur ada istilah “satu langkah salah,
maka kamu kalah”, begitu juga didalam kehidupan. Satu saja kesalahan didalam
hidup akan membuat perjuangan yang selama ini dijaga, dipupuk untuk berkembang
akan rusak seketika. Untuk itu buatlah langkah terbaikmu jika tidak mau terlempar
kepinggir permainan. (Artikel)
No comments